Jumat, 25 Januari 2013

Friends with Kids

Jennifer Westfeldt telah membuktikan totalitasnya dalam film ini bukan hanya menyutradarai dan menulis naskah saja, tetapi  juga sekaligus menjadi pemeran utamanya. Serakah? Tentu saja tidak. Jennifer justru mampu memerankan seorang Julie Keller dengan baik. Sempurnanya Julie menarik perhatian penonton tentu saja karna didampingi oleh Jason Fryman (Adam Scott).

Apa jadinya jika dua orang teman berlawanan jenis memutuskan untuk memiliki anak tanpa adanya ikatan perkawinan? Hal konyol inilah yang dilakukan oleh Julie dan Jason. Setelah dua pasangan teman mereka memiliki anak, Julie dan Jason yang belum menikah ini memutuskan untuk memiliki seorang anak.

Jason dan Julie begitu heran dengan teman-teman mereka yang selalu mengeluh karna memiliki buah hati. Mereka berpikir bahwa setelah sekitar sembilan bulan mengandung tentu saja mereka sangat bersyukur atas kelahiran anak mereka tersebut dan bukan malah berkeluh kesah dengan apa yang dilakukan anak mereka. Jason dan Julie akhirnya berjanji bahwa mereka akan memiliki seorang anak tanpa sebuah ikatan pernikahan dan mereka bebas berhubungan dengan siapapun dengan syarat tidak menelantarkan anak mereka.

Ide ini tentu saja membuat teman-teman mereka shock. Leslie (Maya Rudolph) adalah  satu-satunya yang paling tidak mengerti dengan apa yang mereka katakan, Alex (Chris O’dowd) suaminya justru mendukung apa yang Julie dan Jason rencanakan.

Setelah anak mereka lahir, Jason mencoba menjalin hubungan dengan Mary Jane (Megan Fox), begitu pula dengan Julie, ia dikenalkan oleh Leslie pada Kurt (Edward Burns). Julie akhirnya menyadari bahwa Jason adalah satu-satunya pria yang ia harapkan dapat menjadi suami dan ayah yang baik.

Acting dari setiap pemain sudah tidak perlu diragukan lagi. Seluruh pemain dalam film ini memang artist langganan film bergenre com-rom. Tentu saja chemistry antar pemain dibangun dengan baik. Namun sadarkah kalian bahwa film ini banyak hal yang hal yang bisa dibilang tidak masuk akal. Salah satunya yaitu alasan mereka yang menginginkan seorang anak tanpa beralasan yang jelas. Haruskah memiliki anak tanpa sebuah hubungan perkawinan? Tentu saja ini berefek buruk pada nasib si anak.

Secara keseluruhan film ini sangat menghibur dan menjadi salah satu film com-rom paling konyol. Jadi tunggu apa lagi?



Selasa, 22 Januari 2013

Ruby Sparks

Tampaknya setelah sukses menggarap ‘Little Miss Sunshine’ ditahun 2006, kali ini Dayton dan Faris patut diacungi dua jempol untuk film terbaru baru mereka yaitu ‘RUBY SPARKS’. Kisah Ruby Sparks mengingatkan kita pada film animasi Pinocchio yang diproduksi oleh Walt Disney. Pinocchio hadir dari sebuah boneka yang dibuat oleh seorang lelaki tua yang ingin memiliki seorang anak. Begitu pula dengan Ruby Sparks (Zoe Kazan), ia terlahir dari imajinasi seorang penulis novel, Calvin Weirfields (Paul Dano).

Ruby hadir dalam mimpi Calvin setiap malamnya. Mimpi itulah yang menjadi inspirasi Calvin untuk menulis novel. Ruby yang hanya sebatas khayalannya itu tiba-tiba hadir dalam dunia nyata Calvin. Tentu saja ini membuat Calvin panik, karna ia mengira dirinya telah menjadi orang gila yang tidak dapat membedakan mana dunia nyata dan khayalannya itu.

Semua hal yang ditulis oleh Calvin mengenai Ruby Sparks dalam novelnya ini sama persis dengan apa yang ada didunia nyata. Ruby hadir membawa kebahagiaan dalam diri Calvin, meskipun Calvin menyadari bahwa ia akan kehilangan Ruby dengan berakhirnya novel yang ia tulis tersebut.

Film ini akan membuat anda ikut bingung memikirkan apakah Ruby ini nyata atau hanyalah khayalan Calvin semata. Konsep cerita yang diberikan oleh Zoe Kazan mampu membuat penonton penasaran. Zoe Kazan hadir di dalam film ini tidak hanya sebagai pemeran Ruby Sparks, tetapi juga sebagai penulis naskah. Thumbs up!!

Calvin mampu membuat penonton masuk dalam dunia fantasinya. Alur cerita dalam film ini mampu membuat penonton tidak beranjak dari duduknya. Kepanikan, kesedihan, kebahagiaan, dan juga kemarahan Calvin mampu membuat penonton ikut merasakannya.

Tentu saja sampai akhir film ini berakhir, penonton masih dibuat bingung dengan eksistensi Ruby Sparks tersebut. Namun, kisah manis nan unik yang diberikan oleh Ruby dan Calvin ini mampu menghipnotis penontonnya untuk melupakan sejenak tentang kebenaran Ruby tersebut. Chamistry diantara dua pemain tersebut ikut dirasakan oleh penontonnya.

Satu hal yang menarik dari film ini adalah bagaimana cara seorang pria menciptakan kisah cintanya sendiri. Lalu bagaimana kisah cintamu?


Senin, 21 Januari 2013

A Thousand Words



Jika umurmu hanya tinggal seribu kata terakhirmu, maka apa yang akan kau
ucapkan? “A Thousand Words” adalah sebuah film bergenre komedi yang mampu membuat
penontonnya tertawa terbahak-bahak sepanjang film ini berlangsung akibat kekonyolan
yang dilakukan oleh Jack McCall (Eddie Murphy). Film yang disutradari oleh Brian Robbins ini
di release pada bulan Januari tahun 2012.
Jack adalah seorang agen ahli sastra yang selalu mengeruk keuntungan orang lain
dari kepandainnya dalam merangkai kata. Ia bukanlah seorang pendengar yang baik, hari-
harinya ia lalui dengan omongannya yang besar dan kadang berlebihan. Tidak ada satu
teman kantorpun yang menyukainya.
Jack akhirnya ingin memanfaatkan Dr. Sinja (Cliff Curtis) yang baru saja
mengeluarkan sebuah buku, dan Jack sengaja datang padanya untuk bekerja sama. Dr. Sinja
mengetahui apa yang direncanakan oleh Jack. Masalahpun timbul semenjak pertemuan Jack
dengan Dr. Sinja.
Sebuah pohon besar tumbur dibelakang rumahnya. Lucunya pohon tersebut akan
menjatuh kan daunnya sebanyak kata-kata yang Jack ucapkan. Sampai akhirnya Jack sangat
berhati – hati menjaga cara bicaranya.
Film berdurasi 1 jam 30 menit ini mampu membuat penonton tidak dapat menahan
tawanya. Tidak salah lagi ketika Robbins memilih Murphy sebagai actor utama dalam film
ini. Overall film ini sempurna, namun sayangnya film ini tidak masuk dalam jajaran film di
bioskop-bioskop Indonesia. :) 

LEAP YEAR



Adakah diantara kalian yang ingin melamar pujaan hati ditahun kabisat tepat pada
tanggal 29 Februari ini? Jika ada, anda wajib menonton film yang disutradarai oleh Anand
Tucker yaitu “Leap Year” .
Leap Year berangkat dari sebuah cerita seseorang yang ingin melamar pasangannya
ditahun kabisat. Anna (Amy Adams) berhasil memikat penonton dengan kecantikannya yang
tidak dapat dilewatkan begitu saja. Anna berencana melamar pasangan yaitu Jeremy (Adam
Scott) yang sedang berada di Dublin, Irlandia. Mereka telah menjalin hubungan selama
empat tahun dan Jeremy tetap tak kunjung melamarnya.
Kisah dalam film ini sangat mudah ditebak, jelas saja ketika Anna berusaha menyusul
pasangannya di Dublin, banyak hambatan yang menimpanya selama diperjalanan.
Pesawat yang ditumpangi mendapat masalah karena adanya badai yang melanda dan
mengharuskannya mendarat di Wales. Anna berusaha melanjutkan perjalanannya meskipun
cuaca masih begitu buruk. Malang tak dapat ditolak, Anna terpaksa mencari penginapan.
Disanalah ia bertemu dengan Declan (Matthew Goode) pria tampan Irlandia yang memiliki
sebuah bar dan penginapan kecil di desa tersebut.
Seperti kisah-kisah komedi romantic lainnya, awalnya Anna sangat membenci
Declan yang menurutnya sangatlah tidak menghormatinya dan selalu mempermasalahkan
mengenai uang, tapi pada akhirnya Declan lah yang mengantarkan Anna ke Dublin.
Kisah demi kisah yang terjadi diantara mereka selama diperjalanan membuat mereka
memiliki rasa ketertarikan satu sama lain. Anna sampai akhirnya bingung memilih antara
Declan atau Jeremy. Namun akhirnya ia mengerti jawaban hatinya dari satu pertanyaan
yang pernah dilontarkan oleh Declan ketika mereka tengah berjalan menuju kastil
Ballycarbery, “What will you take if your lovely house is on fire?”.
Rentetan kisah yang ada tidak cukup membuat penonton tertawa, mengingat film ini
adalah film bergenre komedi romantic. Simon Beaufroy, Harry Elfont, dan Deborah Kaplan
tidak cukup matang mengolah naskah yang telah mereka tulis dalam film berdurasi 1 jam 40
menit ini.
Tentu saja masih ada hal yang wajib dikagumi dari film ini, tempat-tempat yang
dihadirkan dalam film ini mampu membuat penontonnya membelalakkan mata. Bukan itu
saja sinematografynya pun patut diacungi jempol
Namun, pernahkah anda membayangkan seorang perempuan yang di mana-mana
selalu terlihat memakai stiletto nya? Apalagi ketika dia mendaki kastil yang begitu tinggi
tersebut. Sedikit tidak masuk akal. Itulah yang dilakukan oleh Anna.
Declan alias Goode bukan actor yang mampu menarik perhatian penontonnya jika
dilihat dari peran yang ia mainkan di sana, ia terkesan kaku bahkan jarang mengundang
tawa. Untung saja Goode memiliki wajah tampan yang mampu menutupi kekurangannya
tersebut.
Overall, film ini cukup menghibur penonton. Bagaimanapun film ini menjadi film
wajib tonton bagi pecinta film komedi romatis. J

OST of Leap Year
1. Never Forget You – The Noisettes
2. Day to Day – Eulogies
3. I’ll Tell My Ma – The Colonials
4. You Got Me – Colbie Caillat
5. More and More of Your Amor – Nat King Cole