Jumat, 29 Juni 2012

Snow White and The Huntsman

Snow White and The Huntsman, Siapa yang belum pernah mendengar cerita tentang Snow White. Dongeng yang hampir semua anak pernah mendengarnya ini telah dilayar lebarkan sebanyak tiga kali. Film ini secara garis besarnya mengutip cerita yang ada di dongeng Snow White, namun di kemas dengan sedikit berbeda.

Ayah Snow White adalah raja yang sangat disenangi oleh rakyatnya. Ia merupakan raja yang bijaksana dan memperhatikan rakyatnya. Namun kebahagiaan keluarga Snow White berkurang sejak meninggalnya Ibu Snow White. Ketika Ayah snow white berperang dan berhasil memenangkan peperangan tersebut, ia melihat seorang tawanan yang memiliki wajah cantik. Revenna (Charlize Theron), adalah tawanan yang kemudian diperistri oleh ayah Snow White. Namun, kebahagiaan itu pun lenyap sudah. Revenna membunuh ayah Snow White dengan sangat kejam pada malam pertama mereka. Revenna yang memiliki ilmu hitam ini kemudian mengurung Snow White (Kristen Stewart) sampai ia dewasa. Revenna sangatlah takut jikalau kecantikannya akan sirna seiring dengan umurnya. Maka dari itu ia selalu mencari gadis – gadis dan diserap energinya untuk menjaga kecantikannya. Kemudian, mirror yang selalu memberikan informasi pada Revenna ini mengatakan bahwa Snow White adalah satu – satunya perempuan yang akan menjaga kecantikannya terus menerus. Kemudian, Revenna mencari snow white yang ternyata telah kabur dari ruang kurungan di istana. Revenna mengutus the huntsman (Chris hemsworth) untuk mencari Snow White. Tapi ternyata the huntsman yang melihat ada kemiripan antara Snow White dengan istrinya yang telah meninggal ini memutuskan sebaliknya, yaitu membantu Snow White. Kemudian snow white bertemu dengan 7 dwarves dan mulai merencanakan pembalasan untuk menyerang Revenna dan pasukannya bersama para rakyat.

Mari kita mengangkat dua jempol untuk negeri sebrang yang sekali lagi mengeluarkan debut film bergenre action-adventure nya untuk para pecinta film. Film yang disutradari oleh Rupert Sanders ini masih mengakar pada cerita dongengnya sendiri. Terlihat jelas ketika snow white bertemu 7 kurcaci, adegan memakan apel, dan juga Snow White yang terbangun setelah dicium. Namun, dalam film yang berdurasi dua jam lebih ini banyak memberikan sekuel yang membosankan dan tidak terlalu dibutuhkan. Misalnya saja, ketika Snow White datang kesebuah desa yang para penghuninya adalah perempuan – perempuan berwajah rusak. Ya, kita tau sekuel ini akan mendukung kebiasaan revenna yang akan mengambil energy perempuan – perempuan cantik untuk mempertahankan kemolekan wajahnya, namun tanpa sekuel tersebut, cerita tetap dapat bagus kok.

Kemudian, mari kita menengok para casts di film ini. Alasan saya tetap menonton film ini adalah kuatnya peran revenna yang diperankan oleh Charlize Theron, actingnya sangat total dan maksimal. Ia mampu menghipnotis penontonnya untuk benar – benar membencinya karna kejahatannya tersebut. Namun, ini sangat tidak sebanding dengan acting Kristen stewart yang miskin ekspresi. Tampaknya peran sebagai Snow White ini terlalu berat untuknya. Wajah catik saja tidak menunjang kesuksesan perannya tersebut. K-stewart sangat berbanding terbalik dengan Revenna. Coba kita lihat di ending cerita. Charlize Theron sebagai Revenna dengan totalnya marah dan berkobar – kobar menghadapi Snow White. Tapi apa yang dilakukan K-stewart? Actingnya lempeng, datar, dan sekali lagi miskin ekspressi.

Jika dibandingkan dengan film – film Snow White yang sebelumnya disutradari oleh Grimm, film Snow White and The Huntsman merupakan film yang paling baik. Terlihat jelas film ini memasuki 15 film terpopuler untuk tahun ini. Selamat Menonton!



Jumat, 22 Juni 2012

Love, Wedding, Marriage

Film ini dimulai dengan pernikahan Ava (Mandy Moore) dan Charlie (Kellan Lutz). Ava bekerja sebagai konselor pernikahan, kelanggengan pernikahan Ibu dan Ayahnya yang hampir mencapai 30 tahunlah yang menjadi alasannya untuk memilih pekerjaan tersebut. Sedangkan Charlie memiliki perusahaan anggur. Pernikahan mereka yang baru berumur jagung tersebut diterpa masalah karna Charlie tidak begitu suka dengan kebiasaan Ava yang menomor dua kan keluarga setelah pekerjaannya. Apalagi ketika Ibu dan Ayah Ava tiba – tiba memutuskan ingin bercerai karna ternyata Ayah Ava pernah berselingkuh dan sampai memiliki anak dari selingkuhannya tersebut. Konsentrasi Ava pada rumah tangganya sendiripun  buyar, Ia berniat melakukan usaha apapun untuk menyelamatkan pernikahan orang tuanya.

Love, Wedding, Marriage. Film yang direlease pada tahun 2011 ini disutradarai oleh Mulroney. Ia adalah sutradara baru, setelah sebelumnya menjadi actor diberbagai film comedi romantic. Dari pengalamannya itulah, ia kemudian beralih  menyutradarai film Love, Wedding, Marriage. Namun pengalamannya menjadi actor masih belum mampu membuatnya sukses memproduksi film ini. Ia masih belum mampu membuat film ini bersaing dengan film drama comedi romantic lainnya.

Film ini sangat jauh dari harapan saya. Lutz disini sangatlah tidak maksimal dalam perannya. Semua terkesan pas – pasan. Dia hanya mengandalkan kesempurnaan fisiknya saja. Dari segi acting ia banyak memilih cari aman. Terlihat dari setiap adegan, ekspresinya selalu begitu – begitu saja. Benar – benar kurang maksimal dan beum mendapatkan chemistrynya. Mungkin ia lebih cocok dijadikan pemain figuran saja. Lutz memang akan jauh lebuh menarik jika menjadi figuran, seperti pada saat di film Twilight Saga.

Alur cerita dalam film ini, terlalu monoton dan mudah ditebak. Saya seperti sedang menonton sinetron ataupun telenovela. Bahkan saya tidak merasakan adanya climax dalam film ini, yah begitu saja, datar dan terlalu nangung, kurang menyentuh perasaan. Selamat Menonton!

Original soundtrack
1. Ain’t That a Kick in the Head – Dean Martin
2. Still The One – Brad Wood, dkk
3. A Falling Through – ray LaMontagne
4. Charlie Shavers
5. Po Boy
6. Don’t Gotta Work it Out – Fitz and The Taturms
7. It’s Rock and Roll – Steve Isles
8. Punctual as Usual – the Person Red Heads
9Moxy – Bill Anschell


From Prada to Nada

Director: Angel Garcia

Genre: Drama Romantic

Studio : Lionsgate

Length : 107 menit

Film ini bercerita tentang dua orang gadis yang bernama Nora (Camilla belle) dan Mary (Alexa Vega). Nora adalah mahasiswi hukum dan menurutnya ia belum pernah merasakan jatuh cinta, sedangkan Mary adalah adiknya yang sangat senang hura – hura dan juga berpesta. Mereka berdua tidak pernah hidup susah karena memiliki ayah yang kaya raya. Kesenangan mereka ini terhenti ketika pada akhirnya ayah mereka meninggal dunia dan meninggalkan banyak hutang. Mereka akhirnya harus pindah karna rumah mereka tersebut akan dijual.

Pada saat di pemakaman ayahnya, tiba – tiba saja muncul seorang laki – laki yang ternyata adalah anak dari selingkuhan ayah mereka. Ia memiliki istri yang kejam, Yaitu Olivia. Olivia meminta Nora dan Mary untuk meninggalkan rumah ayah mereka karna rumah tersebut akan dijual. Mary dan Nora akhirnya tinggal di Meksiko bersama bibi mereka. Disanalah kesabaran mereka di uji. Mereka sedikit kaget dengan budaya serta lingkungan yang baru untuk mereka.

Mary dan Nora mengalami cobaan terberat dalam hidupnya. Mary mengetahui bahwa orang ia sukai yaitu Rodrigo (Kuno Becker) ternya telah memiliki istri. Sedangkan Nora menerima undangan pertunangan Edward (Nicholas D’Agosto), orang yang pertama kali membuatnya jatuh cinta. Tapi akhirnya mereka berbahagia, karna Mary mengerti bahwa cinta sejati bukanlah dari harta dan ketampanan saja, tapi juga dari hati. Mary kemudian jatuh cinta dengan Bruno (Wilmer Velderrama). sedangkan Nora pantas berbahagia pula karna Edward membatalkan pernikahannya dengan Trinita (Catalina Lopez). Karna ia mengerti bahwa Nora adalah cinta sejatinya.

Film yang bergenre drama romantic ini ingin memberikan pesan pada kita bahwa tidak selamanya hidup selalu berada diatas. Ada kejadian - kejadian yang unik dalam film ini. Film ini sangat menunjukkan perbedaan antara lingkungan Baverly Hills dan East Los Angeles. Kemudian bahasa spanyol dan inggris yang digunakan dalam film ini cukup membuat penontonnya bingung. Karna terlalu banyak percakapan yang kadang menggunakan bahasa keduanya. Kemudian dalam film ini ada beberapa adegan yang kurang natural, misalkan saja Nora, ketika Ia mabuk, aktingnya sangat tidak natural. Seperti dibuat – buat. Masih banyak lagi peran – peran yang kurang maksimal ditampilkan. Ini adalah hal yang membuat film tersebut kadang terasa hambar dan datar ditengah – tengah tiap kejadiannya. Selamat menonton!


Kamis, 21 Juni 2012

Dark Shadows

Dark shadows, siapa yang tidak mengetahui film tersebut. Film yang disutradai oleh Tim Burton ini seperti biasa menggaet actor andalannya yaitu Jhonny Depp. Film yang bergenre thriller ini direlease oleh Warner Bros pada bulan Mei 2012.
Film ini dimulai dengan kepindahan keluarga Joshua Collins (Ivan Kaye) dari Liverpool ke Amerika. Namun, kutukan yang yang didapatkan keluarga Collins tetap terus ada sampai berpuluh - puluh tahun kemudian. Kemudian, diketahui bahwa anak dari Joshua Collins yaitu Barnabas adalah pewaris Collinwood Manor. Kemudian Barnabas (Jhonny Depp) sebagai putra dari Joshua tumbuh menjadi anak yang kaya dan berkuasa di Collinsport. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Angelique Bouchard (Eva Green). Angelique sangatlah mencintai Barnabas, namun Barnabas justru mengecewakannya. Ia melihat Barnabas sedang bersama perempuan lain yaitu Josette Dupres (Bella Heathcote) . Angelique adalah penyihir sakti, Ia mengutuk Barnabas menjadi vampir, dan menguburnya hidup -hidup. Beberapa abad kemudian, Barnabas dapat keluar dari kuburannya berkat ada sekawanan orang yang tidak sengaja mengeruk tanah keburannya. Barnabas kembali ke Collinwood dan melihat kembali istananya. Namun, ia kecewa karna istananya yg masih dihuni oleh keluarga Collins tersebut sangatlah tidak terurus. Akhirnya ia dan keluarganya merencanakan membangun kembali istananya dan usahanya kembali yaitu membuka perusahaan pengalengan ikan. Angelique yang mendengar kabar bahwa Barnabas telah kembali kemudian merencanakan kembali untuk merebut hati Barnabas dan Ia juga ingin menghancurkan bisnis keluarga Collins yang menyaingi bisnisnya. Namun, usaha - usaha yang dilakukannya tersebut gagal karna Barnabas tetap tidak dapat mencintai Angelique.
Film ini sedikit membosankan karna alur cerita yang kurang menarik. Saya sedikit kecewa dengan Tim Burton, saya pikir film ini akan sebagus fim - filmnya yang sebelumnya. Tapi ternyata film ini sangat jauh dari ekspektasi saya. Cerita mengenai vampir seperti ini rasanya kurang menarik jika dibumbui dengan kisah mereka yang bekerja di pengalengan ikan. Justru lebih baik hanya terfokus pada pengutukan dan misteri - misteri dibalik Angelique dan Barnabas. Peran Jhonny Depp pada film tersebut sedikit serius sebetulnya, namun tetap saja Ia tidak dapat keluar dari karakter selengekannya.
Bisa dibilang saya sedikit kecewa pada film ini, banyak kejadian - kejadian yang muncul tanpa sebab. Jadi terkesan menggantungkan cerita.
Tapi saya rasa, bagi penggemar Jhonny Depp harus berbahagia, karna Depp terlihat sedikit gemuk di film ini. Selamat menonton!
Original soundtrack:
01. Nights In White Satin - The Moody Blues
02. Dark Shadows - Prologuea - Danny Elfman
03. I'm Sick Of You - Iggy Pop
04. Season Of The Witch - Donovan
05. Top Of The World - The Carpenters
06. You're The First, The Last, My Everything - Barry White
07. Bang A Gong (Get It On) - T. Rex
08. No More Mr. Nice Guy - Alice Cooper
09. Ballad Of Dwight Fry - Alice Cooper
10. The End? - Danny Elfman
11. The Joker - Johnny Depp


Selasa, 19 Juni 2012

500 Days of Summer



Film yang disutradarai oleh Marc Webb dan di produksi oleh FOX Search Light Pictures. mengangkat tema yang unik. Saya rasa ini adalah film paling nyata dan sesuai dengan kehidupan kita yang sebenarnya. Film ini telah direlease sejak tahun 2009. Joseph Gordon yang berperan sebagai Tom dalam film ini adalah seseorang yang tidak bersemangat bekerja disebuah perusahan kartu ucapan, namun sejak kehadiran karyawan baru yaitu Summer (Zoeey Deshcanel), Tom menjadi bersemangat dan mulai merasakan jatuh cinta. Tom dan Summer pun semakin hari semakin dekat. Namun, dari awal pertemuan mereka, Summer telah menekankan bahwa dia tidak akan serius dengan Tom, dan menyatakan bahwa mereka adalah teman baik. Namun, Tom berpikir lain, karna menurutnya ketika Ia dan Summer bergendangan tangan, berpelukan dan melakukan hal fisik lainnya, Ia merasakan adanya cinta antara mereka. Ternyata Tom salah, Summer menikah dengan laki – laki lain. Tom yang pada awalnya depresi karna mengetahui itu, akhirnya melakukan perubahan besar, yaitu keluar dari pekerjaannya dan kemudian mendaftar di perusahaan lain sebagai arsitek yang memang adalah pekerjaan yang disukainya. Sampai akhirnya Ia bertemu dengan seorang perempuan di kantor pada saat ia interview, dan dari obrolan singkat mereka. Ternyata mereka menyukai sebuah tempat yang sama yaitu Angelus Plaza. Dan perempuan itu bernama Autumn (Minka Kelly).
Pada awalnya saya merasa bahwa film ini mengangkat tema love story, ternyata tidak saya mengerti bahwa film ini ingin menunjukan bahwa apa yang terjadi saat ini belum tentu sama dengan apa yang terjadi esok. Dan apa yang kita prediksikan, belum tentu sama dengan kenyataan. Saya banyak belajar dari film ini, Summer selalu memberikan ciuman dan pelukan pada Tom, tapi itu bukan berarti suatu perasaan cinta, semua hal yang dari awal kita sudah tidak yakini, memang pada akhirnya hanya akan melukai diri sendiri.
Acting dari para pemain sangat natural, memberikan kesan kehidupan yang sebenarnya. Mungkin memang kejadian yang diberikan dalam film ini maju mundur dalam penempatan alurnya. Namun, kita tidak perlu bingung karna film ini cukup memberikan cerita yang jelas. Film ini juga sangat musical, terlihat begitu banyak soundtrack dalam film ini. Dan ini semakin membuat 500 Days of Summer semakin enak untuk ditonton.
Secara keseluruhan saya menyukai film ini karna ada beberapa sekuel yang dapat membuka mata kita, bahwa cinta itu bukan semata – mata dapat ditunjukkan dengan sentuhan fisik, tapi juga hati, keyakinan dalam diri apa sebenarnya cinta. Selamat Menonton!

Original Soundtrack
1.    US – Regina Spektor
2.    There is a light that never goes out – The Smiths
3.    Bad Kids – Black Lips
4.    She’s like the wind – Patrick Swayze ft Wendy Fraser
5.    Please, Please, Please, Let me get what I want – The Smiths
6.    Every Rose has its thorn
7.    Sugar Town
8.    Here comes your Man
9.    God Bless the USA
10. You make my dream
11.  Have I been a Fool
12. There goes the fear
13. Sweet Disposition – The Temper Trap
14. Veni Vidi Vici – Black Lips
15. The Music – Paper Route
16. Train in Vain (stand by Me)
17. MUshaboom
18. Hero – Regina Spektor
19. At Last – Kevin Michael
20. Bookends – Simon and Garfunkel
21. The Infinite Pet – Spoon
22. She’s Got you high
23. Vagabond – Wolfmother




Minggu, 17 Juni 2012

Despicable Me



Chris Renaud dan Pierre Coffin dipercayakan oleh Universal Pictures untuk menggarap film comedy fantasi kartun yang berjudul Despicable Me. Film yang di release tahun 2011 ini dipastikan dapat mengundang gelak tawa disepanjang menitnya. 
Despicable Me dimulai dengan Pyramid yang telah dicuri oleh seorang penjahat yang tak dikenal. Berita yang menggemparkan dunia  ini pun sampai ditelinga Gru, yang mengaku sebagai penjahat paling handal di dunia. Gru pun tidak terima dengan kekalahannya, dan Ia merencanakan untuk mencuri bulan. Namun, Ia membutuhkan Mesin pengecil dalam misinya tersebut. Ternyata, mesin pengecil ini telah dimiliki oleh Vector, penjahat yang kemudian diketahui telah mencuri Pyramid. Gru berhasil mencuri mesin pengecil berkat bantuan tiga anak adopsinya, yaitu Margo, Edith, dan Agnes . Pada awalnya Gru hanya ingin memanfaatkan anak adopsnya tersebut untuk membantunya mencuri mesin pengecil. Namun, semakin lama Gru semakin sayang pada tiga anak adopsinya tersebut, sampai pada saatnya tiba Ia harus mencuri bulan, Gru bingung pada dua pilihan yaitu harus datang ke pementasan balet anak adopsinya ataukah tetap focus pada misinya yaitu mencuri bulan. Dr. Nefario sebagai assisten yang juga telah menciptakan banyak barang2 baru untuk membantu Gru dan missinya tersebut akhirnya mengembalikan tiga anak adopsi Gru ke panti asuhan. Gru dengan berat hati kemudian kembali focus untuk mencuri bulan, Dengan roket yang dibuat tanpa meminjam uang sepeserpun pada Bank Kejahatan, Gru pun melanjutkan misinya. Ia pun sukses mencuri bulan setelah mengecilkannya dengan mesin pengecil. Namun, ternyata Victor menahan tiga anak adopsi Gru dan meminta Gru memberikan bulan sebagai gantinya. Akhirnya Gru memberikan bulan tersebut karna menurutnya tidak ada yag lebih berharga dari anak2 adopsinya. Victor yang telah mendapatkan bulan tersebut, tidak dapat senang begitu saja, karna ternyata bulan tersebut hanya mengecil dalam tempo yang sesaat saja.
Film ini memberikan hiburan baru bagi para pecinta fantasi kartun. Hampir setiap adegan dapat menuai gelak tawa penontonnya. Meskipun film ini dianggap tidak dapat dilogika, namun film ini cukup memberikan alur cerita baru yang tidak mudah ditebak. 
Tokoh Gru yang diperankan oleh berhasil memerankan sosok ayah yang serius, kaku, namun penyayang. Kemudian tokoh Agnes yang diperankan oleh sebagai anak adopsi paling kecil itu mampu membuat penonton semakin merasa gemas dibuatnya. 
Secara visual, film ini mendekati kesempurnaan, dan jangan ragu untuk menontonnya. Karna, film ini tidak hanya mampu mengundang tawa untuk anak – anak saja, namun juga orang dewasa. Selamat Menonton!

Original Soundtrack
1. Sweet Home Alabama – Lynyrd Skynyrd
2. Boogie Fever – The Sylvers
3. Despicable Me – Pharrel Williams
4. Fun Fun Fun
5. Prettiest Girls
6. Rocket’s Song
7. The Way It is – Da Wallach
8. Copacabana – Various Studio Musicians
9. My Life – Robin Thicke
10. You Should be dancing – The Bee Gees

Larry Crowne



Satu lagi film dari Vendome Picture bersama Studio Canal yang direlease pada bulan 2011 dengan judul Larry Crowne. Film yang disutradarai oleh Tom Hanks menampilkan dirinya sendiri dan Julia Roberts sebagai pemeran utamanya. Di film ini diceritakan bahwa Larry dipecat oleh kantornya karna Ia tidak memiliki latar belakang pendidikan dalam sejarah hidupnya. Ia kemudian memutuskan untuk kuliah di East Valley Community College dan mengambil mata kuliah Speech 217 (The Art of Informal remarks) dan Economy 1. Dikelas Speech 217 inilah Larry bertemu dengan Miss Tainot (Julia Roberts) sebagai dosen dalam mata kuliah tersebut. Julia Roberts dalam film ini berperan sebagai sosok yang selengekan. Ia sudah memiliki suami yang mengaku sebagai penulis blog dengan hobby yang senang membuka situs – situs porno. Miss Tainot akhirnya bercerai dengan suaminya setelah cekcok dan beradu mulut dalam perjalanan pulang  ke rumahnya. Miss Tainot lebih memilih turun dari mobil dan berjalan kaki untuk pulang. Disinilah kemudian Ia bertemu dengan Larry Crowne untuk kedekatan yang semakin berlanjut. Mereka menyadari bahwa mereka saling mencintai. 
Dalam film ini kita dapat melihat betapa cinta itu tidak kenal umur dan status. Meskipun saya agak kurang setuju sebenarnya melihat Miss Tainot sendiri yang menceraikan suaminya hanya karna suaminya pengangguran dan tidak pengertian. Masalah dalam rumah tangga yang terlalu simple untuk dijadikan sebuah alasan dalam perceraian. 
Cerita dalam film ini secara keseluruhan menarik. Meskipun ujung – ujungnya juga dapat ditebak bahwa film ini happy ending. Namun film ini kurang menyentuh atau menggugah perasaan. Ekspresi dan Acting dari para pemain memang sudah maksimal kerennya. Dan bisa dibilang juga ceritanya memang menarik, tapi menarik saja saya rasa tidak cukup, karna film ini masih datar – datar saja dalam pem-plot-an nya. Hampir semua tokoh didalam cerita ini protagonist. Ya, dapat ditebak sendiri kan gimana ceritanya. But, Overall menarik lah buat ditonton bagi para pecinta drama comedy. Selamat Menonton!
    Original Soundtrack
1. Hold on Tight – ELO
2. The Stroke – Billy Squier
3. Obsession – Sky Ferreira
4. Runnin’ Down a Dream – Tom Petty and The Heartbreakers
5. Cruisin – Smokey Robinson
6. I’ll do better – Jarrod Gorbel
7. Something’s Got Me started – Swingfly
8. The Hundredth Time – Gigi
9. Faithful – Tyler Hilton
10. When it Feels Good – Jeff Kashiwa
11. Walls. No 3 – Tom Petty and The Heartbreakers
12. Listen to Her Heart – Tom Petty
13. Calling America - ELO

Pride and Prejudice



Pride and Prejudice merupakan film karya Joe Wright, yang diangkat dari novel klasik dengan judul yang sama yaitu Pride and Pejudice karya Jane Austen. Meskipun film ini disajikan sedikit berbeda dengan novelnya. Namun, film ini cukup menyentuh perasaan bagi yang menontonnya. Betul bahwa banyak sekali kejadian yang tidak ditunjukkan seperti yang tertulis pada novelnya. Namun, jangan khawatir karna sang sutradara mampu memberikan alur yang baik dalam film ini. 
Film ini diawali ketika Bingley (Simon Woods) datang ke Natherfield, dan kemudian Mrs. Bennet (Brenda Blethyn) menantikan salah satu anaknya ada yang menikah dengan Bingley, terutama Jane (Rosamund Pike). Pada suatu pesta, Bingley mengajak Darcy (Matthew Macfadyen), temannya itu untuk ikut datang ke pesta tersebut. Darcy yang cuek dan kaku itu tidak membuat para gadis tertarik padanya. Hari demi hari dilalui sampai akhirnya Bingley harus pergi meninggalkan Natherfield. Elizabeth berkunjung ke rumah Charlotte (Claudie Blakley) sahabatnya di Kent, sampai akhirnya dia kembali bertemu dengan Darcy. Keluarga Bennet diterpa banyak masalah karna anak ke-empat mereka, Lydia (Jena Malone), kawin lari dengan Wickham (Rupert Friend). Belum lagi Jane yang berpisah dengan Bingley. Namun, masalah demi masalah dapat dilalui sampai akhirnya Bingley kembali ke Natherfield dan kemudian mengunjungi Jane dan melamarnya. Begitu juga dengan Darcy, meskipun sempat di tolak ketika Elizabeth berkunjung ke Kent, namun Darcy yang cool dan kaku ini tetap bersikukuh datang ke Longbourn untuk menemui Elizabeth dan melamarnya. 
Meskipun alur film ini dengan mudah dapat ditebak, namun film ini cukup menyentuh perasaan. Film yang menunjukkan cinta antara rakyat biasa dengan anggota keluarga bangsawan ini pada awalnya memang banya menampilkan Bingley dan Jane sebagai pemeran utamanya, namun semakin lama justru film ini lebih terfokus pada kisah cinta Elizabeth dan Darcy. Tokoh Darcy dalam film  ini sudah cool maksimal. Namun, Darcy masih kurang tampan untuk disandingkan dengan tokoh Elizabeth. Bahasa yang dipakai dalam film ini juga sulit untuk dipahami. Jadi, tetap bersiap dengan subtitle yang tersedia ya. 
Overall, Film ini sangat direkomendasikan untuk pecinta film Drama Percintaan. Selamat menonton!

Alice in Wonderland


Tim Burton, Sutradara yang sudah tidak asing lagi ditelinga penikmat film. Film – film yang dikeluarkan Burton dengan genre fantasi kartun salah satunya yaitu Charlie and Chocolate Factory sempat booming pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2010, Burton di percaya oleh Walt Disney kembali merelease sebuah film yang di adaptasi dari novel karya Lewis Caroll yang sedikit mengalami perubahan judul menjadi Alice in Wonderland. Meskipun sebenarnya karakter dan ceritanya lebih merujuk pada novel keduanya yaitu 'Through The Looking Glass, and what Alice Found There', namun film Alice in Wonderland kali ini mampu memberikan penjelasan dengan baik kepada penontonnya.
Film ini diawali dengan Alice (Mia Wasikowska) yang selalu bermimpi bertemu dengan White rabbit, Dormouse, Dodo Bird, dan binatang dengan bentuk aneh lainnya. Beruntungnya Alice memiliki ayah yang sangat perhatian padanya dan mengatakan bahwa ‘Di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin’.  Ketika Alice beranjak dewasa, Ia dipaksa oleh Ibunya untuk menghadiri sebuah pesta pertunangannya dengan Hamish (Leo Bill). Di pesta tersebut Alice melihat seekor white rabbit yang selalu ia temui di mimpinya ketika kecil tersebut. Alice mengikuti kelinci tersebut dan masuk kedalam sebuah lubang disebuah pohon. Ditempat yang serba mini tersebut, Alice bertemu dengan berbagai macam makhluk aneh, dan kemudian dia bertemu dengan The Mad Hatter (Johnny Depp) yang memberitahukannya bahwa Alice datang karna ditakdirkan untuk membantu The White Queen (Anna Hathaway) untuk mengambil kembali kekuasannya dari Red Queen (Helena Bonham) yang telah membuat Wonderland menjadi kacau balau. Disitu Alice akan melawan Jabberwockey  dengan pedang Volkar-nya.
Film ini sangat menghibur dan memberikan inspirasi bagi penontonnya. Burton juga cukup memberikan effect fantasi yang berwarna – warni dalam film ini. Kita juga dapat merasakan seperti terjun langsung kedalam film tersebut karna di sajikan dalam versi 2D dan 3D. Dari segi visual, karya – karya Burton memang tidak perlu diragukan lagi. Namun, jika film ini ditonton dalam versi 3D cukup memusingkan dan kurang enak dilihat. Cerita dalam film ini juga tidak sulit untuk ditebak karna memiliki alur yang standar. Mia Wasikowska kurang mampu dalam memerankan Alice, terlihat Ia kurang menguasai perannya sebagai Alice karna terlalu kaku. Sedangkan Hatter yang diperankan oleh Johnny Depp ini tidak perlu diragukan lagi kemahirannya dalam acting nyeleneh-nya. 
Secara keseluruhan, film ini baik dan layak untuk ditonton, terutama untuk kalangan anak – anak dan remaja yang menyukai fantasi kartun. Selamat Menonton!
Original Soundtrack
1. Alice – Avril Lavigne
2. The Poison - The All American Rejects
3. Her name is Alice - Shinedown
4. Painting Flowers - All Time Low
5. Where's my Angel - Metro station
6. Very Good Advice - Robert Smith